Tim Penyerang Jiaolong, salah satu pasukan khusus dari pasukan militer terbesar di dunia, Tentara Pembebasan Rakyat, diberi tugas yang berpotensi fatal, memimpin sebuah unit kecil beranggotakan delapan orang untuk mengevakuasi penduduk Tiongkok dari republik Afrika Utara yang tengah dilanda kudeta. Pasukan ini secara strategis melakukan upaya penyelamatan dengan dua cara, namun secara tragis disergap, sehingga mengakibatkan banyak korban jiwa.
Pada saat yang sama, pemimpin teroris berhasil mencuri bukti yang memberatkannya bersama dengan bahan penting untuk pembuatan senjata nuklir. Tim Penyerang Jiaolong sepenuhnya menyadari pentingnya memastikan bahan tersebut selamanya disingkirkan dari tangan para teroris.